Hello Kitty Emoticon Set
Hello Kitty Icon
Hello Kitty Emoticon

Kamis, 23 Februari 2012

Transaksi Perusahaan Dagang


Transaksi Perusahaan Dagang





 1. Pengertian Perusahaan Dagang Bagaimana mencatat transaksi pembelian barang dagang?, Seperti telah dikemukakan dalam uraian terdahulu, bahwa setiap transaksi pembelian barang dagang selalu dicatat dalam akun pembelian pada sisi debit dalam jurnal. Sedangkan akun yang diisi kredit tergantung pada jenis pembelian yang dilakukan. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan contoh transaksi yang terjadi di bawah ini.
a. Bila pembelian barang dagang dilakukan secara tunai Tanggal 2 Januari 2001, CV. Rian membeli barang dagang dari UD. Jujur Rp. 1.500.000,- secara tunai.
Analisis transaksi: Setiap pembelian barang dagang di dalam akun pembelian disisi debit, kemudian karena pembelian dilakukan tunai maka akan mengurangi kas, sehingga dicatat dalam akun kas disisi kredit. Dalam hal ini CV. Rian akan mencatat dalam jurnal sebagai berikut:
 b. Bila pembelian dilakukan secara kredit Tanggal 4 Januari 2001, CV Rian membeli barang dagang dari Fa Jujur Rp. 4.000.000,- dengan syarat 2/10 n/30. Analisis transaksi: Setiap pembelian barang dagang dicatat dalam akun pembelian disisi debit dan bila pembelian dilakukan dengan syarat berarti pembelian dilakukan secara kredit, mengakibatkan utang bertambah dan dicatat dalam akun utang dagang disisi kredit. Dengan demikian CV Rian mencatat dalam jurnal seperti berikut ini. Sekarang bagaimana jika pembelian dilakukan dengan pembayaran sebagian tunai dan sebagiannya kredit.
Coba anda kerjakan latihan ini.
 Tanggal 5 Januari 2001 CV Rian membeli barang dagang seharga Rp. 2.500.000,- dibayar tunai Rp. 2.000.000,- dan sisanya dibayar bulan Maret 2001.
Analisis transaksi: Catat dalam jurnal umum Bisakah Anda mengerjakannya?. Baiklah! Untuk memeriksa kebenaran Anda tadi, maka dapat lihat jawaban latihan tersebut.
Analisis Transaksi Setelah Anda kerjakan, apakah sudah benar jawaban Anda? Bila sudah benar baik.
 Anda dapat lanjutkan dengan cara pencatatan transaksi yang berhubungan dengan ongkos angkut pembelian.
Mencatat Ongkos Angkut Pembelian Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, setiap pengeluaran untuk biaya angkut pembelian dicatat dalam akun biaya angkut pembelian disisi debit, sedangkan bila langsung dibayar secara tunai maka akun yang disisi kredit adalah akun kas, tetapi kalau pembayaran tidak dilakukan tunai maka akun yang dikredit adalah utang dagang.
Contoh:
 Tanggal 12 Januari 2000, CV Rian membeli barang dagang Rp. 2.500.000,- dengan syarat 2/10 n/30 ongkos angkut barang Rp. 300.000,- FOB Shipping point dari Fa. Setia Surabaya Faktur Nomor 226.
Dalam hal ini pencatatan ongkos angkut barang dicatat dalam akun biaya angkut pembelian disisi debit, dan belum dilakukan pembayarannya maka mengakibatkan utang bertambah, sehingga dicatat dalam akun utang dagang disisi kredit. Seperti yang dicatat dalam jurnal berikut ini.
Contoh lain, misalnya
 tanggal 14 Januari 2000, CV. Rian membayar pengangkutan barang yang dibeli dari Fa. Setia Rp. 100.000,-. Maka transaksi ini dicatat CV. Rian dalam jurnal sebagai berikut:
Setelah Anda mengerti dan selesai mengerjakan pencatat ongkos angkut pembelian, sekarang dilanjutkan dengan pencatatan transaksi penjualan barang dagang. Pencatatan Transaksi Penjualan Barang Dagang Setiap penjualan barang dagang dicatat dalam akun penjualan disisi kredit. Sedangkan untuk akun yang dicatat disisi debit tergantung dari jenis penjualan yang dilakukan, apakah secara tunai atau kredit.
 Transaksi penjualan barang dagang dapat dibedakan:
 a. Penjualan dilakukan secara tunai Misalnya tanggal 15 Januari 2000, CV Rian menjual barang dagang Rp. 4.000.000,- kepada Tn. Jujur. Pembayaran dilakukan secara tunai.
Analisis transaksi: Pembayaran diterima secara tunai, maka kas akan bertambah sehingga dicatat dalam akun kas disisi debit dan akun penjualan disisi kredit. Perhatikan contoh jurnalnya.
 b. Penjualan secara kredit Misalnya, tanggal 16 Januari 2000, CV Rian menjual barang dagang kepada Toko Setia Rp. 2.000.000,- syarat 2/10 n/30.
Analisis transaksi: Transaksi di atas adalah transaksi kredit, dimana pembayarannya belum diterima CV. Rian, akibatnya akun piutang dagang bertambah dan dicatat disisi debit, sedangkan disisi kredit adalah akun penjualan. Perhatikan jurnal yang dibuat CV. Rian dibawah ini. Transaksi penjualan yang telah dikemukakan di atas adalah penjualan yang dilakukan secara tunai atau secara kredit.
Sekarang coba Anda lakukan pencatatan transaksi penjualan yang dilakukan sebagian secara tunai dan sebagian sisanya secara kredit, pada latihan 2 dibawah ini.
 Pada tanggal 17 Januari 2000, CV Rian menjual barang dagang Rp. 3.000.000,- kepada Tn. Setia. Pembayaran diterima tunai Rp. 1.000.000,- sisanya dibayar paling lambat 17 Februari 2000.
 Analisis transaksi: Jurnalnya adalah : Untuk memeriksa latihan 2 yang selesai Anda kerjakan, dapat


1. Jurnal Umum

Pada perusahaan dagang, semua transaksi yang terjadi dalam satu periode akan dicatat dalam satu buku jurnal. Jadi buku jurnal akan berisi berbagai macam transaksi dan transaksi-transaksi tertentu akan terjadi berulang-ulang selama periode tertentu baik mingguan, bulanan atau dwi bulanan. Buku jurnal yang mencatat semua transaksi yang bermacam-macam ini disebut jurnal umum dan biasanya hanya mengandung 2 kolom untuk mencatat jumlah transaksi, yaitu debet dan kredit.


Selain mempunyai jurnal umum, sebuah perusahaan biasanya juga mempunyai seperangkat rekening tempat memposting transaksi yang telah dijurnal. Seperangkat rekening tersebut mempunyai hubungan yang fungsional yang dinyatakan dalam bentuk persamaan akuntansi. Secara konsepsional, hubungan fungsional seperangkat akun yang dimiliki suatu perusahaan disebut buku besar.


Buku besar umum adalah buku besar yang jika salah satu atau beberapa akunnya mempunyai jumlah rupiah yang sama. Buku besar ini merupakan akun yang akan digunakan dalam menyusun daftar saldo yang akan dijadikan dasar dalam menyusun laporan keuangan. Secara umum, transaksi yang sering terjadi pada perusahaan dagang terdiri dari 4 macam, yaitu :

a. Transaksi Penjualan

b. Transaksi Pembelian

c. Transaksi Penerimaan Kas

d. Transaksi Pengeluaran Kas


2. Jurnal Khusus

Jurnal khusus adalah jurnal yang khusus mencatat transaksi tertentu, misalnya penjualan kredit, pembelian kredit, penerimaan kas, pengeluaran kas, retur penjualan dan retur pembelian.

Karena hanya mencatat transaksi yang disediakan, jurnal ini akan dipisahkan dari jurnal umum. Transaksi yang disediakan jurnal khusus biasanya adalah transaksi yang sering terjadi dan tidak praktis untuk melakukan posting berkali-kali.

Jurnal khusus yang biasanya dimilliki oleh perusahaan dagang antara lain :

a. Jurnal Penjualan

b. Jurnal Pembelian

c. Jurnal Penerimaan Kas

d. Jurnal Pengeluaran Kas

e. Jurnal Retur Penjualan

f. Jurnal Retur Pembelian

Seperti halnya perusahaan jasa yang mempunyai sejumlah rekening khusus, perusahaan dagang juga mempunyai beberapa rekening khusus yang terdapat dalam Laporan Laba-Rugi yang merupakan karakteristik perusahaan dagang. Artinya, dengan mengenali rekening-rekening yang terdapat dalam Laporan Keuangan (khususnya Laporan Laba-Rugi), dapat segera diketahui apakah suatu perusahaan merupakan perusahaan jasa atau perusahaan dagang. Rekening khusus ini akan membentuk bagian dalam Laporan Laba-Rugi yang disebut harga barang terjual (Harga Pokok Penjualan). Laporan Laba-Rugi perusahaan dagang terdiri atas 2 bagian utama, yaitu pendapatan dan biaya. Pendapatan dalam perusahaan dagang disebut penjualan (sales atau sales revenues). Biaya operasi dibagi menjadi 3 golongan, yaitu biaya barang terjual, biaya penjualan dan biaya administrasi/umum. Berikut ini pembahasan arti dan fungsi rekening yang mewakili pos-pos tersebut :

a. Penjualan

Penjualan barang dagang oleh sebuah perusahaan dagang disebut penjualan. Jumlah transaksi penjualan yang terjadi biasanya cukup besar dibandingkan dengan jenis transaksi yang lain. Beberapa perusahaan hanya menjual barangnya secara tunai, sedangkan perusahaan yang lain menjualnya secara kredit dan yang lain lagi menjual barangnya dengan kedua syarat jual beli tersebut.

Penjualan barang dagang secara tunai akan dicatat dalam jurnal penerimaan kas dengan mendebet rekening kas dan mengkredit rekening penjualan. Sedangkan penjualan barang dagang secara kredit dicatat dalam jurnal penjualan dengan mendebet rekening piutang usaha (piutang dagang/piutang niaga). Transaksi ini akan dicatat dalam buku penjualan. Penjualan aktiva selain barang dagang seperti perabot kantor, effek, tanah mesin tulis yang bukan barang dagang didebet pada rekening kas (piutang dagang) dan dikredit pada rekening aktiva yang bersangkutan. Transaksi tersebut akan dicatat dalam jurnal penerimaan kas bila penjualan aktiva dilakukan secara tunai dan dicatat dalam jurnal umum bila secara kredit. Transaksi ini tidak boleh dicatat dalam buku penjualan.

b. Potongan Tunai (Potongan Penjualan)

Potongan tunai merupakan penurunan harga yang diberikan kepada pelanggan untuk mendorong tagihan-tagihan mereka secara tepat waktu. Potongan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk syarat penjualan kredit, misalnya 2/10,n/30. Syarat ini mengandung arti bahwa potongan sebesar 2% akan diberikan kepada pelanggan apabila membayar dalam waktu sepuluh hari atau kurang setelah tanggal penjualan, tetapi setelah tanggal itu pelanggan harus membayar secara penuh. Catatan jurnal dilakukan dengan mendebet akun Kas dan Potongan Penjualan, serta mengkredit akun Piutang Dagang.

Hendaknya dibedakan pengertian potongan penjualan dengan apa yang disebut potongan harga (trade/price discount). Potongan harga adalah potongan yang diberikan terhadap harga jual untuk menentukan jumlah rupiah yang disepakati untuk dibayar dan potongan ini tidak dicatat dalam pembukuan penjualan ataupun pembeli. Jumlah rupiah penjualan yang dicatat oleh penjual adalah jumlah rupiah setelah potongan harga tersebut. Harga ini diberikan biasanya untuk menarik pembeli agar pembeli dalam jumlah yang besar atau untuk menyesuaikan harga jual yang tercatat dalam katalog harga (price list) sehingga tidak setiap saat mengganti katalog harga bila terjadi perubahan harga jual.

c. Retur dan Keringanan Harga Penjualan (Retur Penjualan)

Untuk menjaga hubungan baik dengan para pelanggan, perusahaan biasanya memberi kelonggaran kepada pelanggan untuk mengembalikan barang yang rusak, cacat atau salah order atau sebab lainnya. Akibat pengembalian ini, pembeli tidak harus membayar penuh tetapi mendapat “potongan” atau mendapat pengembalian uang (refund) sebesar harga barang semula. Kadang-kadang penjual menawarkan kepada pembeli untuk tidak mengembalikan barang tetapi harga barang yang rusak atau cacat dihargai lebih rendah dari harga semula sehingga pembeli mendapat keringanan harga (allowances). Jumlah rupiah barang yang dikembalikan, pengiriman kembali uang dan keringanan harga pada prinsipnya akan mengurangi jumlah penjualan. Dalam pencatatan dan untuk kepentingan manajemen, jumlah ini didebet dalam rekening retur dan keringanan penjualan (sales returns and allowances atau sering disebut retur penjualan). Dalam Laporan Laba-Rugi, jumlah ini mengurangi penjualan.

Bila penjualan dilakukan tunai maka perusahaan mungkin mengembalikan kas yang telah diterima sehingga akan dikredit rekening kas. Atau perusahaan akan tetap menahan kas tersebut dan akan mengurangi jumlah rupiah penjualan berikutnya kepada pelanggan yang sama. Dalam hal ini perusahaan akan tetap mengkreditkan piutang dagang yang kalau melewati tanggal piutang ini akan merupakan piutang dagang bersaldo kredit untuk menyetujui retur dan keringanan biasanya penjualan mengirimkan bukti atau dokumen yang disebut nota kredit atau memo kredit (kredit memorandum) kepada pembeli. Dengan nota kredit tersebut penjual akan mengkredit rekening pelanggan (piutang dagang).

d. Harga Pokok Penjualan (HPP)

Harga Pokok Penjualan ini timbul pada saat terjadinya penjualan yang melibatkan penyerahan barang kepada pembeli dan berakibat mengurangi persediaan. Tetapi karena sulitnya menentukan jumlah rupiah harga pokok ini maka pada saat penjualan terjadi, harga pokok ini tidak dicatat dan baru akan dihitung pada akhir periode dengan cara menghitung dahulu sisa barang yang masih ada di gudang.

e. Pembelian

Rekening pembelian (purchases) digunakan untuk mencatat jumlah rupiah yang dibayarkan atau dikeluarkan untuk pembelian barang sesuai dengan jumlah rupiah yang difakturkan. Jumlah ini biasanya adalah kuantitas dikalikan harga beli. Jadi pembelian sebenarnya merupakan harga pokok barang yang dibeli sehingga ada yang menyebut rekening secara tunai atau secara kredit dengan termin atau syarat pembayaran tertentu.

f. Potongan Pembelian

Pembelian barang dagang dapat dilakukan secara tunai atau kredit. Apabila pembayaran dilakukan pada saat penyerahan barang, dalam hal ini pembeli dan penjual sepakat menggunakan syarat tunai atau kas. Sebaliknya, apabila pembeli dan penjual sepakat untuk melakukan pembayaran setelah tenggang waktu tertentu, maka keduanya harus menentukan syarat kredit (credit term). Periode waktu tertentu sebagai kelonggaran dalam melakukan pembayaran disebut dengan periode kredit (credit period).

Syarat kredit biasanya dicantumkan dalam faktur. Sedangkan periode kredit dimulai dari tanggal yang tercantum dalam faktur. Syarat kredit n/30 atau net-30 berarti bahwa pembayaran atas barang harus dilakukan 30 hari setelah tanggal faktur. Syarat n/eom (end of month) berarti pembayaran harus dilakukan pada akhir bulan. Untuk mendorong pembayaran hutang dagang lebih cepat penjual memberikan rangsangan berupa potongan sebesar persentase tertentu yang dimasukkan dalam syarat kredit. Misalnya, syarat kredit 2/10,n/30 berarti bahwa jangka waktu kredit 30 hari, apabila pembeli membayar dalam jangka waktu 10 hari atau kurang akan memperoleh pengurangan sebesar 2%. Pengurangan terhadap harga beli ini disebut dengan potongan tunai (cash discount). Catatan jurnal dilakukan dengan mendebet akun Hutang Dagang dan mengkredit kun Kas.

g. Retur dan Keringanan Pembelian (Retur Pembelian)

Pengertian tentang hal ini seperti pada transaksi penjualan hanya saja dalam hal ini retur dan keringanan ditinjau dari sudut pembeli sehingga jurnal yang dibuat merupakan lawan retur dan keringanan penjualan. Retur ini dipandang dari sudut pembeli.

h. Biaya Angkut Pembelian

Perjanjian antara pembeli dan penjual selain mengenai syarat kredit, juga meliputi ketentuan pemindahan hak pemilikan atas barang dagang. Ketentuan tentang pemindahan hak atas barang akan berpengaruh terhadap siapa yang mempunyai tanggung jawab atas ongkos angkut barang dagang. Apabila kepemilikan barang berpindah ke pembeli pada saat barang diserahkan ke perusahaan pengiriman, maka pembeli mempunyai tanggung jawab untuk membeyar ongkos angkut. Syarat penyerahan yang demikian disebut dengan franko gudang penjual (FOB Shipping Point). Sebaliknya apabila kepemilikan barang berpindah ke pembeli di gudang pembeli, maka penjual yang mempunyai tanggung jawab untuk membayar ongkos angkut. Syarat ini disebut dengan franko gudang pembeli (FOB Destination). Pencatatan yang dilakukan apabila barang dagang dibeli dengan syarat FOB Shipping Point dipengaruhi sistem persediaan barang yang digunakan.

i. Persediaan Barang Dagang

Barang dagang yang belum terjual pada akhir periode akan ditampung dalam rekening ini dan jumlahnya akan nampak juga dalam neraca sebagai persediaan barang dagang (inventory or merchandise). Semua pengeluaran yang berkaitan dengan pembelian barang sampai barang siap dijual ditampung dalam rekening persediaan barang dagang.

Pada jurnal khusus penjualan dan pembelian, jumlahnya akan selalu sama untuk setiap transaksi, yaitu Debet – Piutang Dagang dan Kredit – Penjualan. Demikian juga jumlah rupiah dalam kolom D dan K, keduanya akan selalu sama. Karena itu sebenarnya tidak perlu ada kolom D dan K, tetapi cukup 1 kolom saja dengan nama jumlah. Kolom jumlah ini sekarang harus diartikan D = Piutang Dagang dan K = Penjualan. Sebagai akibatnya, setiap kali terjadi transaksi penjualan kredit tidak perlu lagi harus menuliskan jurnal dengan 2 akun D – K, yaitu Piutang Dagang dan Penjualan, tetapi cukup menuliskan nama pelanggan yang membeli barang dagangan.

Pada jurnal khusus penerimaan kas dan pengeluaran kas, pada dasarnya ada 2 kolom utama, yaitu kolom D yang diperinci untuk mencatat kas dan potongan penjualan dan kolom K untuk mencatat mutasi akun yang sangat sering terjadi dan dibuatkan kolom khusus dan kolom umum untuk mencatat mutasi akun yang jarang terjadi.

2 komentar:

  1. bisa ndak di masukkan dalam bentuk tabel....
    :-)

    BalasHapus
  2. lebih paham jadinya. makasih artikelnya gan.
    Semoga info ini bermanfaat juga, memang banyak orang yang ingin sukses udaha dagang nya tanpa dibarengi dengan kualitas produk & pelayanan yang dijualnya. Bagaimana bisa? Karena yang namanya cara dagang memang perlu adanya peningkatan kualitas barang dagangannya. Tak perlu melakukan hal yang repot seperti belajar bisnis atau kursus online, seperti wanita yang ingin belajar materi dalam hal kecantikan (tata rias) di tempat penghasil bahan-bahan maklon kosmetik aman tidak berbahaya. Umumnya orang dagang sudah punya banyak pengalaman sebagai usaha nyata (lahir) nya, tapi terkadang masih kurang mengerti ilmu pelarisan seperti dalam usaha batin nya. Maka dari itu silakan coba mengimbangi dengan sarana batin, seperti menggunakan sarana pelarisan. Banyak orang yang bilang sebaiknya memang usaha nyata (lahiriah) dengan usaha batiniahnya harus seimbang. Berbicara masalah pelarisan dagang, ada yang pernah menyarankan menggunakan sebuah JIMAT yang katanya AMPUH. Informasi selengkapnya
    saya peroleh dari DISINI>> JIMAT PELARISAN
    Semoga bermanfaat.

    BalasHapus